Sosialisai mengenai bahaya Bisphenol A (BPA) yang dilakukan secara masif, akhirnya membuahkan hasil.
Meski belum terhitung besar, namun perubahan masyarakat kian terasa.
Salah satunya yakni, meningkatnya permintaan produk kemasan makanan dan minuman yang tersertifikasi BPA Free.
Melansir Kumparan, Asosiasi Perusahaan Air Minum Nasional (Asparminas) mengungkap data bahwa pada awal 2023 lalu, penjualan galon bebas BPA mengalami peningkatan sebanyak delapan persen. Lebih tinggi dua persen dari tahun sebelumnya.
Pada rentang waktu yang sama, pangsa pasar galon guna ulang berbahan plastik keras polikarbonat menyusut menjadi 92 persen dari sebelumnya 94 persen.
Selain di Indonesia, tingginya minat pada produk bebas BPA ini bahkan sudah berjalan lebih dari satu dekade lalu di negara-negara maju.
Sebuah perusahaan riset pasar Allied Market Research pada akhir tahun lalu, memproyeksikan pasar global untuk kemasan plastik bebas BPA bisa mencapai USD 299,6 miliar pada 2031, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 5 persen dari 2022 ke 2031.
Sementara itu, salah satu langkah yang memungkinkan untuk diterapkan untuk mengurangi paparan BPA adalah dengan mengganti seluruh wadah plastik yang tidak bersertifikat aman. Termasuk, dengan mengganti air minum menjadi Cleo Pure Water, yang sudah terbukti BPA Free.
Untuk pilihan yang bebas BPA dan aman dari Bromat, Cleo adalah solusi yang tepat. Proses filterisasi yang menggunakan teknologi Nano Filter hingga 0,0001 micron membuat Cleo memiliki kemurnian 20x lipat dari air minum kemasan lainnya.