Pernah Merasa Otak “Macet” Saat Lagi Fokus? Sedang mengerjakan tugas, laporan, atau rapat online, tapi tiba-tiba otak terasa kosong. Sulit berpikir jernih, lupa apa yang baru saja dibaca, dan seolah-olah ide tak bisa mengalir. Kalau kamu pernah mengalaminya, bisa jadi itu bukan sekadar lelah. Itu gejala brain fog.
Brain fog atau kabut otak adalah kondisi ketika seseorang mengalami gangguan kognitif ringan. Misalnya sulit fokus, mudah lupa, bingung, atau lambat dalam mengambil keputusan. Ini bukan penyakit, tapi bisa mengganggu aktivitas harian, terutama di era digital di mana kita banyak menghabiskan waktu di depan layar.
Salah satu penyebab utama yang sering tak disadari? Dehidrasi ringan
Hubungan Brain Fog dan Dehidrasi
Otak manusia terdiri dari lebih dari 70% air. Artinya, fungsi kognitif sangat bergantung pada keseimbangan cairan tubuh. Ketika tubuh kehilangan hanya 1–2% cairan, yang sering terjadi tanpa kita sadari, maka fungsi otak bisa langsung terganggu.
Sebuah studi dari University of Connecticut’s Human Performance Laboratory menunjukkan bahwa dehidrasi ringan dapat menurunkan konsentrasi, meningkatkan rasa lelah, dan memperburuk suasana hati. Studi lain juga menemukan bahwa kekurangan cairan sebanyak 1,36% dari berat badan sudah bisa menurunkan kinerja memori dan perhatian.
Masalahnya, banyak orang tidak sadar sedang dehidrasi karena menunggu rasa haus. Padahal, haus adalah tanda bahwa tubuh sudah kekurangan cairan.
5 Penyebab Brain Fog di Era Gaya Hidup Digital
Kondisi brain fog semakin sering terjadi seiring dengan pola hidup modern yang membuat kita jarang bergerak, kurang minum, dan terus menatap layar digital. Berikut 5 penyebab utamanya:
1. Kurangnya Asupan Air saat Fokus Berjam-jam
Ketika sedang tenggelam dalam pekerjaan, entah menulis laporan atau membuat presentasi, kita sering lupa minum air. Aktivitas duduk terlalu lama di depan laptop membuat otak bekerja terus-menerus tanpa asupan cairan yang cukup.
Akibatnya, tubuh mulai menunjukkan gejala dehidrasi ringan seperti sakit kepala, sulit konsentrasi, dan brain fog. Hal ini makin parah kalau ruang kerja tidak memiliki ventilasi yang baik atau suhu ruangan cenderung hangat.
Selain itu, banyak orang lebih memilih kopi atau teh selama bekerja, yang justru bersifat diuretik ringan dan bisa mempercepat pengeluaran cairan. Tanpa disadari, ini memperburuk kondisi dehidrasi ringan.
2. Terlalu Lama Menatap Layar
Laptop, HP, tablet, dan TV, semua membuat mata dan otak terus aktif. Tanpa ada jeda, otak akan cepat lelah. Kondisi ini juga membuat kita jarang bergerak, dan semakin lupa minum. Semakin lama menatap layar tanpa jeda, semakin tinggi risiko stres visual dan kelelahan otak.
Ditambah lagi, cahaya biru dari layar bisa mengganggu ritme sirkadian dan kualitas tidur. Hal ini berkontribusi pada brain fog keesokan harinya. Ketika tubuh kurang tidur, kebutuhan cairan juga meningkat untuk menjaga metabolisme tetap optimal.
3. Konsumsi Kafein Berlebihan
Kopi memang bisa meningkatkan fokus dalam jangka pendek. Tapi terlalu banyak kafein bisa bikin jantung berdebar, gelisah, dan menyebabkan gangguan tidur. Selain itu, kafein juga bersifat diuretik, artinya membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan lewat urin.
Bila tidak dibarengi dengan konsumsi air yang cukup, tubuh jadi kekurangan cairan. Akhirnya, otak pun ikut terpengaruh. Akibatnya, tubuh akan terasa lebih mudah lelah, susah konsentrasi, dan lambat berpikir.
4. Pola Makan Tidak Seimbang
Sering melewatkan makan atau terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi gula juga bisa membuat kadar energi naik-turun. Hal ini memicu fluktuasi kadar gula darah yang bisa berdampak langsung ke kognitif dan mood.
Ketika tubuh kekurangan nutrisi penting dan cairan, otak kesulitan menjalankan fungsinya dengan optimal. Terlebih jika kamu melewatkan sarapan atau hanya makan ringan saat bekerja, efek brain fog bisa muncul lebih cepat.
Baca Juga: Minum Air Murni Bantu Fokus dan Produktif? Ini Penjelasannya
5. Kurang Tidur dan Kurang Gerak
Tidur dan aktivitas fisik adalah dua komponen penting dalam menjaga kejernihan pikiran. Sayangnya, gaya hidup digital membuat kita lebih sering begadang dan jarang bergerak. Akibatnya, metabolisme melambat dan tubuh jadi kurang efisien menyerap cairan dan nutrisi.
Kurangnya gerak juga memperlambat sirkulasi darah ke otak. Padahal, otak butuh aliran darah yang lancar untuk membawa oksigen dan nutrisi. Bila dehidrasi ikut terjadi, brain fog akan lebih mudah muncul bahkan saat kita merasa tidak terlalu lelah.
Solusi Sederhana: Cukupkan Minum Air Murni
Langkah termudah untuk mencegah brain fog adalah dengan mencukupi kebutuhan cairan setiap hari. Minumlah air murni secara rutin, bukan hanya saat haus. Biasakan minum segelas air saat bangun tidur, sebelum dan sesudah makan, serta di sela waktu bekerja.
Gunakan botol minum berukuran sedang agar kamu bisa mengontrol seberapa banyak air yang sudah dikonsumsi. Pastikan juga air yang kamu minum aman dan murni seperti CLEO, tanpa kandungan berbahaya seperti bromat atau BPA dari kemasan.
Jernihkan Pikiran, Mulai dari Segelas Air
Brain fog bukan hal sepele, apalagi jika muncul terus-menerus. Dalam dunia serba digital, menjaga fokus dan kejernihan berpikir adalah kunci produktivitas. Salah satu cara termudah? Jangan lupakan air putih. Jaga tubuh tetap terhidrasi, maka otak pun akan lebih segar, fokus lebih tajam, dan pekerjaan lebih lancar.

Jaga tubuh tetap terhidrasi dengan air murni CLEO, maka otak pun akan lebih segar, fokus lebih tajam, dan pekerjaan lebih lancar. Yuk, mulai dari sekarang: minum air yang cukup sebelum otakmu kembali “ngeblank” di depan layar!
Tinggalkan komentar