Urban Farming: Pengertian, Jenis, dan Contoh Praktiknya di Rumah

Cleopurewater

0 Comment

Link
Urban Farming di Perkotaan

Banyak orang berpikir tinggal di perkotaan tidak akan bisa berkebun. Lahan terbatas, polusi tinggi, dan kesibukan sehari-hari menjadi alasan utama. Tapi sebenarnya, kamu tetap bisa berkebun kok meskipun di tengah kota, yaitu dengan urban farming.

Lahan yang terbatas di tengah padatnya kota, membuat urban farming menjadi alternatif kreatif untuk menyediakan sayuran segar. Menariknya, praktik urban farming bukan hanya memberi suplai bahan segar untuk keluarga, tapi juga jadi langkah nyata menjaga lingkungan. 

Dengan memanfaatkan barang bekas, mengurangi sampah plastik, dan menghadirkan lebih banyak tanaman, udara di sekitar rumah pun jadi lebih bersih dan segar. Apa sih itu urban farming? bagaimana praktiknya? yuk simak selengkapnya pada pembahasan berikut ini:

Apa Itu Urban Farming?

Urban farming adalah metode bercocok tanam yang dirancang untuk kondisi perkotaan dengan keterbatasan lahan. Tidak harus punya kebun luas, cukup memanfaatkan halaman kecil, balkon, bahkan dinding rumah. 

Menariknya, urban farming juga mendukung kebiasaan ramah lingkungan. Miisalnya dengan menggunakan kembali botol plastik bekas CLEO sebagai wadah tanam dan membuat udara sekitar rumah lebih sejuk. 

5 Jenis Urban Farming

Urban farming punya beragam variasi metode yang bisa disesuaikan dengan kondisi rumah. Setiap jenisnya punya kelebihan dan tingkat kesulitan berbeda, sehingga pemula bisa memilih mana yang paling praktis. Berikut beberapa jenis urban farming yang populer:

  1. Hidroponik
    Metode bercocok tanam tanpa tanah, cukup menggunakan air yang diberi nutrisi khusus. Cocok untuk sayuran daun seperti selada, kangkung, atau bayam. Keuntungannya: tanaman lebih cepat panen, tidak terlalu kotor, dan bisa dilakukan di ruang sempit.
  2. Vertikultur
    Cocok untuk rumah dengan lahan sempit. Kamu bisa berkebun sevara vertikal menggunakan rak, pipa, atau botol bekas. Selain menghemat ruang, tampilannya juga cantik, cocok jadi dekorasi rumah hijau.
  3. Aquaponik
    Jenis urban farming ini menggabungkan budidaya ikan dan tanaman. Kotoran ikan akan menjadi pupuk alami untuk tanaman, sementara tanaman membantu menyaring air untuk ikan. Sistem ini memang lebih kompleks, tapi bisa dilakukan dalam skala kecil di rumah.
  4. Microgreens
    Sayuran mini yang tumbuh di wadah dangkal berisi tanah tipis atau kapas. Bisa juga memakai baki plastik, nampan, dan botol bekas Cleo ukuran kecil yang sudah dipotong.

Tanaman mini ini bisa dipanen dalam hitungan hari, biasanya 7–14 hari. Bisa menggunakan wadah dangkal, misalnya nampan atau baki plastik. Jenis ini populer karena cepat panen dan kaya nutrisi.

  1. Kebun Kontainer
    Metode paling sederhana: menanam sayuran di pot, ember, atau polybag. Mudah dipraktikkan bahkan oleh pemula, cocok untuk cabai, tomat, terong, atau tanaman herbal seperti daun mint.

Baca Juga: 5 Ide DIY Botol CLEO untuk Pengomposan, Tanaman, dan Gaya Hidup Zero Waste

Contoh Praktik Urban Farming di Rumah

Berikut beberapa contoh praktik urban farming yang mudah dilakukan, bahkan oleh pemula. Kamu bisa memulainya dengan memanfaatkan barang bekas, termasuk botol CLEO sekaligus berkontribusi mengurangi sampah plastik di kota.

1. Hidroponik Botol Bekas CLEO

  • Siapkan botol CLEO bekas ukuran 1,5 liter. Potong bagian tengahnya menjadi dua.
  • Gunakan bagian atas botol yang dibalik sebagai wadah tanaman, lalu letakkan di atas bagian bawah botol sebagai penampung air.
  • Masukkan rockwool atau media tanam lain ke dalam botol, kemudian taruh bibit sayuran seperti kangkung atau selada.
  • Isi wadah bawah dengan larutan nutrisi hidroponik, pastikan akar tanaman menyentuh air.
  • Letakkan di area yang terkena cahaya matahari, dan cek air setiap 2–3 hari.

2. Vertikultur dari Botol Plastik

  • Gunakan beberapa botol CLEO bekas, ukuran bebas.
  • Potong bagian samping botol, lalu buat lubang kecil di bawahnya agar air tidak menggenang.
  • Susun botol secara bertingkat di dinding atau rak besi menggunakan kawat atau paku.
  • Isi dengan tanah dan kompos, lalu tanam bibit bayam, kangkung, atau sawi.
  • Siram rutin setiap pagi atau sore. Model ini hemat tempat, tapi bisa menghasilkan banyak sayuran segar.

3. Kebun Kontainer dari Ember Bekas

  • Cari ember cat atau wadah plastik besar yang sudah tidak terpakai, pastikan bersih.
  • Lubangi bagian bawah ember untuk drainase.
  • Isi dengan tanah dan kompos organik.
  • Tanam bibit cabai, tomat, atau terong yang bisa tumbuh subur di wadah besar.
  • Letakkan di teras rumah atau halaman kecil dengan cukup cahaya matahari.

Selain tiga cara di atas, kamu juga bisa mencoba microgreens di nampan kecil yang cepat dipanen dalam waktu singkat. Bisa juga membuat aquaponik mini dengan ember ikan lele kecil yang dengan tanaman kangkung di atasnya.

Urban Farming, Cara Sederhana Menjaga Lingkungan Kota

Urban farming adalah solusi praktis untuk bercocok tanam di tengah keterbatasan lahan perkotaan. Jenisnya beragam, dari hidroponik hingga kebun kontainer, dan bisa memanfaatkan botol bekas CLEO sebagai wadah tanam.

Dengan langkah kecil ini, kita tidak hanya mendapat sayuran segar untuk keluarga, tapi juga ikut berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah plastik dan menghadirkan ruang hijau di rumah.

Jangan lupa penuhi kebutuhan hidrasi saat berkebun dengan air murni. CLEO tersedia dalam kemasan galon untuk di rumah maupun botol praktis yang bisa dibawa ke mana saja. Setelah habis, jangan dibuang, ya! Botolnya bisa kamu manfaatkan kembali sebagai wadah tanam yang ramah lingkungan.

Dari satu botol bekas, kamu bisa mulai langkah hijau yang menyehatkan keluarga sekaligus menjaga bumi.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar